Tuesday, March 17, 2015

Ilmuwan yang Masuk Islam


5 Ilmuwan yang Masuk Islam Setelah Riset Ilmiah

1. Maurice Bucaille, masuk Islam karena jasad Fir’aun 

         Prof Dr Maurice Bucaille adalah adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris.
Ia dilahirkan di Pont-L’Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Kisah di balik keputusannya masuk
Islam diawali pada tahun 1975.
         Pada saat itu, pemerintah Prancis menawari bantuan kepada pemerintah Mesir untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Bucaille lah yang menjadi pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama
dalam penelitian.
        Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan. Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet.
Namun penemuan yang dilakukan Bucaille menyisakan pertanyaan. Bagaimana jasad tersebut bisa terjaga dan lebih baik dari jasad-jasad yang lain (tengkorak bala
tentara Firaun), padahal telah dikeluarkan dari laut?
Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya.
Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul ‘Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern’, dengan judul aslinya, ‘Les Momies des Pharaons et la Midecine’.
         Saat menyiapkan laporan akhir, salah seorang rekannya membisikkan sesuatu di telinga Bucaille seraya berkata:
“Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini”.
Dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.
Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Namun, ia masih bertanya-tanya tentang kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dan akhirnya setelah pemikiran panjang, akhirnya dia masuk islam.

2. Jacques Yves Costeau, di lautan terdalam menemukan Islam
         Mr Jacques Yves Costeau adalah seorang ahli 
Oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis yang lahir pada 11 Juni 1910. Sepanjang hidupnya ia menghabiskan waktu dengan menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film
dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton oleh seluruh dunia melalui stasiun tv Discovery Channel.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Costeau menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur atau tidak melebur
dengan air laut yang asin di sekelilingnya. Sehingga seolah- olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim dan menceritakan fenomena ganjil itu kepadanya. Profesor tersebut lalu teringat ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat
19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”.
Kemudian dibacakan surat Al-Furqan ayat 53 : “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
Terpesonalah Mr Costeau mendengar ayat-ayat Alquran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam.
Costeau pun berkata bahwa Alquran memang
sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Tak lama, Mr Costeau memeluk Islam.

3. Demitri Bolykov, meyakini matahari akan terbit dari Barat

         Sebagai seorang ahli fisika asal Ukraina, Demitri Bolykov mengatakan bahwa pintu masuk ke Islam baginya adalah fisika.
Demitri tergabung dalam sebuah penelitian ilmiah
yang dipimpin oleh Prof Nicolai Kosinikov, yang juga merupakan pakar fisika.
Teori yang dikemukan oleh Prof Kosinov merupakan teori yang paling baru dan paling berani dalam menafsirkan fenomena perputaran bumi pada porosnya. Kelompok peneliti ini merancang sebuah sampel berupa bola yang diisi
penuh dengan papan tipis dari logam yang dilelehkan, ditempatkan pada badan bermagnit yang terbentuk dari elektroda yang saling berlawanan arus.
Ketika arus listrik berjalan pada dua elektroda tersebut maka menimbulkan gaya magnet dan bola yang dipenuhi papan tipis dari logam tersebut mulai berputar pada porosnya fenomena ini dinamakan “Gerak Integral Elektro
Magno-Dinamika”. Gerak ini pada substansinya menjadi aktivitas perputaran bumi pada porosnya.
Pada tingkat realita di alam ini, daya matahari merupakan “kekuatan penggerak” yang bisa melahirkan area magnet yang bisa mendorong bumi untuk berputar pada porosnya.
Kemudian gerak perputaran bumi ini dalam hal cepat atau lambatnya seiring dengan daya intensitas daya matahari.
Atas dasar ini pula posisi dan arah kutub utara bergantung. Telah diadakan penelitian bahwa kutub magnet bumi hingga
tahun 1970 bergerak dengan kecepatan tidak lebih dari 10 km dalam setahun, akan tetapi pada tahun-tahun terakhir ini kecepatan tersebut bertambah hingga 40 km dalam setahun
Bahkan pada tahun 2001 kutub magnet bumi bergeser dari tempatnya hingga mencapai jarak 200 km dalam sekali gerak. Ini berarti bumi dengan pengaruh daya magnet tersebut mengakibatkan dua kutub magnet bergantian
tempat. Artinya bahwa “gerak” perputaran bumi akan mengarah pada arah yang berlawanan. Ketika itu matahari akan terbit (keluar) dari Barat.

4. Dr.Fidelma O’Leary, menemukan rahasia sujud dalam salat

         Dr Fidelma, ahli neurologi asal Amerika Serikat mendapat hidayah saat melakukan kajian terhadap saraf otak manusia. Ketika melakukan penelitian, ia menemukan beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah.
Padahal setiap inci otak manusia
memerlukan suplai darah yang cukup agar dapat berfungsi secara normal.
Penasaran dengan penemuannya, ia mencoba mengkaji lebih serius. Setelah memakan waktu lama, penelitiannya pun tidak sia-sia. Akhirnya dia menemukan bahwa ternyata darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak
manusia secara sempurna kecuali ketika seseorang tersebut melakukan sujud dalam salat. Artinya, kalau manusia tidak menunaikan ibadah shalat, otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal.
Rupanya memang urat saraf dalam otak tersebut hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini
artinya darah akan memasuki bagian urat otak dengan mengikuti waktu salat.

5. Profesor William, menemukan tumbuhan yang bertasbih
         Sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, mengungkapkan hasil penelitian yang dilakukan sebuah tim ilmuwan Amerika Serikat tentang suara halus
yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa (ulstrasonik), yang keluar dari tumbuhan. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam menggunakan alat perekam canggih.
Dari alat perekam itu, getaran ultrasonik kemudian diubah menjadi menjadi gelombang elektrik optik yang dapat
ditampilkan ke layar monitor. Dengan teknologi ini, getaran ultrasonik tersebut dapat dibaca dan dipahami, karena suara yang terekam menjadi terlihat pada layar monitor dalam bentuk rangkaian garis.
Para ilmuwan ini lalu membawa hasil penemuan mereka ke hadapan tim peneliti Inggris di mana salah seorangnya adalah peneliti muslim.
Yang mengejutkan, getaran halus ultrasonik yang
tertransfer dari alat perekam menggambarkan garis-garis yang membentuk lafadz Allah dalam layar. Para ilmuwan Inggris ini lantas terkagum-kagum dengan apa yang mereka saksikan.
Peniliti muslim ini lalu mengatakan jika temuan tersebut sesuai dengan keyakinan kaum muslimin sejak 1400 tahun yang lalu. Para ilmuwan AS dan tim peneliti Inggris yang mendengar ucapan itu lalu memintanya untuk menjelaskan lebih dalam maksud yang dikatakannya.
Setelah menjelaskan tentang Islam dan ayat tersebut, sang peneliti muslim itu memberikan hadiah berupa mushaf Alquran dan terjemahanya kepada Profesor William, salah satu anggota tim peneliti Inggris.
Selang beberapa hari setelah peristwa itu, Profesor William berceramah di Universitas Carnegie Mellon. Ia mengatakan:
“Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apamakna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi, satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam Alquran. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan Syahadatain,” demikian ungkapan William.

Semoga bisa menjadi inspirasi dan bisa di ambil hikmahnya

Wednesday, January 7, 2015

CARA MEMBUAT KUE SAPIT DAN RESEP NYA



Membuat Resep Kue Sapit.
Kue sapit adalah salah satu kue warisan leluhur kita yang perlu kita jaga kelestariannya. Tak ada salahnya kali ini kita belajar membuat kue sapit. Selain rasanya yang renyah dan gurih.

 caranya gak terlalu sulit kok. Ini dia resepnya. . .




Komposisinya :
  • 150 gram tepung kanji
  • 50 gram gula pasir
  • 1/8 sdt garam
  • 1 butir telur
  • 375 ml santan dari 1 butir kelapa
 Cara Membuat :
  1. Pertama kocok telur dan gula pair sampai berbusa.
  2. Lalu masukkan tepung kanji, santan, dan garam sambil aduk rata.
  3. Taburi catakan kue semprong dengan kelapa parut. Masak sambil dibolak-balik hingga kelapa mengering.
  4. Bersihkan cetakan dan panaskan. Tuang adonan hingga rata. Tangkupkan cetakan lalu bakar sambil di bolak-balik hingga kering.
  5. Setelah itu keluarkan dari cetakan, panas-panas gulung dan sisihkan.
Selamat memasak ya gan. . J

Monday, January 5, 2015

PERBEDAAN METODE CAI, CBI, CBE, CAL, CBL

      Pada awalnya komputer digunakan hanya sebagai alat untuk menghitung. Lalu para peneliti melihat adanya kebutuhan komputer untuk pembelajaran. Akhirnya diadakan penelitian yang berfokus pada komputer untuk pendidikan. Dalam perkembangannya komputerlah yang paling populer dipakai sebagai alat bantu pembelajaran secara elektronik. Karena itu dikenal dengan istilah CBL (Computer Based Learning) atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai pembelajaran berbasis komputer. Saat pertama kali komputer mulai diperkenalkan khususnya pada pembelajaran, maka ia akan menjadi dikenal atau populer di kalangan siswa karena berbagai variasi teknik mengajar yang bisa dibuat dengan bantuan komputer tersebut. Dalam CBL dikenal 5 (lima) istilah dalam penggunaan komputer untuk pendidikan yaitu :

  1. CAI (computer assisted instruction) atau pembelajaran dengan bantuan komputer.
  2. CBI (computer based instruction) atau program pembelajaran yang menggunakan komputer.
  3. CBL  (computer based learning) atau pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer.
  4. CBE (computer based education) atau komputer sebagai alat bantu dalam pendidikan.
  5. CAL (computer assisted learning) atau pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama komputer..
Perbedaan dan persamaan kelima istilah tersebut adalah sebagai berikut :

  1. CAI : Komputer digunakan untuk membantu proses pembelajaran dalam menyampaikan materi yang sudah diprogramkan. Di CAI peran guru tidak semuanya dihilangkan dan komputer hanya berperan sebagai pendamping guru dalam menyampaikan materi.
  2. CBI : Pembelajaran terprogram yang menggunakan komputer sebagai alat bantu utama untuk mengkomunikasikan materi kepada siswa, komputer menjadi pusat pembelajaran (center of learning) dimana siswa berperan lebih aktif dalam mempelajari suatu materi dengan media utama komputer. Siswa belajar secara mandiri tanpa bantuan peran guru.
  3. CBL : Pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer, siswa berhadapan dan berinteraksi secara langsung dengan komputer. Interaksi antara komputer dengan siswa ini terjadi secara individual dan belajar secara mandiri tanpa bantuan guru.
  4. CBE : Bersifat menyeluruh, semua aplikasi komputer dalam pendidikan dapatyang digunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan seperti : mengolah data, mencatat kehadiran pengajar dan siswa, menyimpan arsip data pribadi, dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi pada CBE buakn digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
  5. CAL : Pembelajaran yang melibatkan penggunaan komputer untuk mempresentasikan materi belajar, tutorial dan umpan balik kemajuan belajar siswa.
          Maka dalam topik ini istilah yang tepat digunakan ialah CBL (Computer Based Learning) yang mana segala jenis belajar siswa yang berhubungan dengan belajar. Karena kata “learning’ disini dianggap masih sebaga istialh yang umum karena istilah kata ‘learning” itu sendiri secara alamiah mencakup situasi dimana komputer digunakan sebagai alat pembelajaran, tetapi tidak untuk menyampaikan informasi atau mengajar siswa.

Tahap-tahap penelitian dalam CBL

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dsalam penelitian CBL tentunya mempunyai tahap-tahap yang dilakukan untuk menemukan masalah serta hasilnya. Berikut adalah tahap-tahap penelitian pada CBL:

  1. Pertama  penggunaan komputer dalam pendidikan adalah untuk latihan dan praktek dalam aritmatika dan membaca.
  2. Kedua penggunaan komputer dapat digunakan sebagai guru, sebagai alat. Di sini, peran "tradisional" komputer dalam pendidikan dibalik.  Dalam rangka untuk mengajarkan komputer, siswa harus belajar dan mengerti bahasa komputer, dengan demikian para siswa harus dapat bekerja dengan bahasa pemrograman.
  3. Ketiga memberikan arah pada guru tentang di mana dan bagaimana menggunakan komputer dalam pembelajaran.
  4. Keempat perangkat lunak pendidikan akan menampilkan peningkatan kognisi yang memungkinkan manusia untuk memperpanjang/mempertajam kemampuan kognitif mereka melalui aplikasi komputer.
Dari tahap-tahap yang ada diatas maka didapatkan masalah dan hasil penelitian, beserta nama-nama peneliti yang meneliti tentang CBL,dan kelemahan penelitian akan dibahas seperti berikut ini :

           Penelitian awal tentang komputer di sekolah-sekolah yang menggunakan replikasi mengalami kesalahan terhadap studi perbandingan media sebelumnya (Clark, 1985). Studi cenderung hanya berfokus pada "komputer" sebagai variabel bebas dan dengan demikian komputer itu sendiri diasumsikan dapat mempengaruhi proses belajar. Selain itu, variabel terikat bagi banyak studi ini tidak memadai. Seperti studi perbandingan media, penelitian awal cenderung menggunakan pencapaian tradisional sebagai ukuran hasil. Kurangnya instrumen merupakan masalah yang serius bagi para peneliti di lapangan, dan banyak studi yang gagal karena ukuran variabel terikat yang tidak semestinya. Namun ada beberapa peneliti yang meneliti bagian ini sehingga mendapatkan ukuran hasil yang lebih tepat. (Haechan & Baker, 1989; Rebok, 1989; Shoenfeld, 1985).

       Selain masalah dengan variabel bebas dan terikat, banyak pekerjaan penelitian di bidang CBL, sama seperti  penelitian dengan media lain, telah dikritik karena masalah desainnya. Dalam banyak penelitian tidak ada pengawasan yang baik untuk konten kurikulum atau metode pengajaran.  Selain itu, bukti menunjukkan dari penelitian bahwa efek baru dapat menjelaskan banyak hasil yang mendukung komputer dalam penelitian ini (Clark & ​​Salomon, 1986; Clark, 1990). 

        Kulik melengkapi tiga hal besar dalam studi meta analisis, satu studi memeriksa efek dari belajar berbasis komputer terhadap murid sekolah dasar, satu lagi terhadap murid sekolah menengah dan yang terakhir terhadap mahasiswa. Meta analisis yang dilakukan Kulik pada level sekolah dasar mengungkapkan adanya peningkatan dalam prestasi siswa dengan ukuran efek standar deviasi .47. Kulik, Bangert dan Williams (1983) menganalisis 51 studi dari CBE yang dilaksanakan dalam tingkat 6-12. Secara keseluruhan, mereka menemukan bahwa CBE meningkatkan nilai ujian siswa dengan standar deviasi .32 dan juga memiliki efek positif dalam membentuk sikap siswa dan dalam jumlah waktu yang diperlukan dalam pembelajaran. Kulik menyimpulkan bahwa pendekatan komputer merupakan cara paling efektif untuk siswa sekolah dasar dan paling tidak efektif untuk mahasiswa.
  
Kesimpulan Kulik yang paling familiar adalah bahwa pendekatan pembelajaran berbasis komputer dapat meningkatkan prestasi siswa, menghemat waktu siswa dan guru, selain itu juga meningkatkan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik terhadap sekolah dan pada pelajaran tertentu. Karyanya telah sering dikutip sebagai bukti bahwa pendekatan pembelajaran berbasis komputer efektif untuk digunakan. Namun metodologinya telah menerima kritik keras dari banyak orang. Perhatian besar adalah fakta bahwa persentase yang tinggi dari penelitian yang termasuk dalam ulasan yang dilakukan adalah penelitian tentang meluasnya penggunaan mikrokomputer di sekolah. Banyak orang menyarankan bahwa studi yang dilakukan dengan menggunakan mainframe komputer yang penerapannya masih dipertanyakan untuk situasi saat ini.
  
Penelitian tentang pembelajaran berbasis komputer, yang diteliti oleh MD Robyler. Studi penelitian memberikan informasi yang berguna tentang prosedur dan hasil penelitian. Robyler menjelaskan pada hasil di bidang sikap, konten, jenis aplikasi, tingkat kelas dan jenis siswa. Robyler mengkonfirmasi laporan sebelumnya bahwa aplikasi komputer lebih efektif untuk mengajar matematika daripada membaca dan keterampilan berbahasa. Robyler juga mencatat bahwa penggunaan aplikasi komputer untuk mengajarkan keterampilan kognitif (pemecahan masalah, berpikir kritis) menghasilkan efek yang sama seperti untuk membaca dan matematika.
  
Robyler menemukan bahwa efek dari penggunaan komputer yang tertinggi berada pada tingkat perguruan tinggi dan terendah pada tingkat sekolah menengah. Dia menyarankan bahwa aplikasi komputer dapat efektif pada tingkat yang lebih tinggi (perguruan tinggi), dan bahwa mungkin CBL mungkin paling efektif pada tingkat ini. Robyler menemukan kecenderungan, yang telah dilaporkan sebelumnya, dalam penggunaan komputer agar lebih efektif bila digunakan oleh siswa dengan prestasi rendah. Dia menyatakan bahwa, "Perlu dicatat dalam ringkasan tersebut, sebab dalam ringkasan tinjauan sebelumnya menerangkan bahwa perangkat lunak terutama yang dirancang untuk peserta didik yang lambat dalam memahami pelajaran mungkin lebih efektif dengan mereka daripada perangkat lunak yang dirancang untuk masyarakat umum "(Robyler, hal. 123). Dia menemukan perbedaan dalam efek terhadap pria dan wanita, meski penelitian ini buktinya belum meyakinkan, tapi sangat disarankan bahwa ini adalah bidang yang membutuhkan penelitian lebih lanjut.
  
Meskipun informasi dari tinjauan tentang penelitian dalam pembelajaran berbasis komputer memberikan masukan yang berharga, kecenderungan untuk meneliti dalam studi perbandingan media harus dipertanyakan. Secara jelas, studi yang berfokus pada efek dari atribut tertentu dan penggunaan komputer pada hasil belajar tertentu adalah sulit untuk digabungkan dan dianalisis. Hal ini perlu dicatat bahwa sebagian besar variabel terikat kognitif dalam studi termasuk dalam penelitian yang menggunakan langkah-langkah pencapaian standar. Sebuah deskripsi singkat dari beberapa contoh  yang baik dalam bidang pembelajaran berbasis komputer berikut; studi ini dimaksudkan sebagai model untuk pekerjaan masa depan dalam kajian ini.

 Pada tahun 1983 Becker melaporkan dalam penelitiannya bahwa siswa menggunakan komputer untuk latihan dan praktek, dasar pemrograman, serta bermain game. Mereka menghabiskan waktu sangat sedikit dengan peralatan terbatas yang tersedia. Dia juga menyatakan siswa lebih banyak belajar tentang perangkat keras dan lunak daripada materi yang terkait dengan konten. Lalu pada atahun 1985 Becker melaporkan hasilnya yaitu bahwa guru jarang menggunakan komputer sebagai alat dalam menyajikan pembelajaran atau  praktek kepada siswa pada mata pelajaran tradisional. Namun, komputer hanya digunakan dalam mempelajari komputer dan menghitung.

Memperhatikan hasil-hasil penelitian terdahulu, dibawah ini merupakan saran untuk penelitian lebih lanjut :
Robyler menyarankan bahwa kedepannya penelitian dalam pembelajaran berbasis komputer harus berkonsentrasi pada:

      • Aplikasi dalam berbagai keterampilan dan konten wilayah.
      • Aplikasi komputer dalam bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (ESL).
      • Menggunakan pengolah kata.
      • Kreativitas dan pemecahan masalah dengan Logo dan CAI.
      • Efek dari penggunaan komputer pada sikap dan tingkat drop-out.
      • Perbedaan efek dari penggunaan komputer pada pria dan wanita.
  
            Palumbo menyarankan bahwa penelitian kedepannya harus fokus pada anak usia sekolah yang tinggi, karena kesiapan anak muda untuk belajar bahasa pemrograman dipertanyakan, dan studi dari siswa usia perguruan tinggi telah menghasilkan beberapa hasil yang positif. 
  
Hasil penelitian Lehrer mengusulkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memeriksa pemecahan masalah yang mungkin dan hasil metakognitif dari kerja komputer dengan bahasa pemrograman atau lingkungan pemecahan masalah lainnya. Temuannya dalam wilayah perencanaan dan belajar geometri menyarankan suatu jalan yang bermanfaat untuk pekerjaan yang lebih lanjut. Studi Lehrer mencontohkan pilihan yang tepat dari kedua variabel independen dan dependen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komputer berbasis strategi pemecahan masalah dan variabel dependen (terikat) adalah semua langkah-langkah yang dibangun dengan hati-hati atau dipilih terlebih dahulu untuk mengukur hasil kognitif yang sesuai.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda, terima kasih :)